Assalamualaikum Wr.Wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang maha pemberi hidup telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, dan
hidayahnya kepada kita sekalian.
Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan yang terang.
Baiklah pada kesempatan kali ini saya akan membawakan sebuah
ceramah yang berjudul
“BULAN ALLAH”
Kedua
belas bulan yang ada Memiliki Keistimewaan Masing-Masing, akan tetapi bulan
Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut
sebagai “syahrullah” (Bulan Allah). Rasulullah shallallohu alaihi wasallam
bersabda :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ
شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ
صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang
paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram.
Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”.[
H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu]
Hadits ini mengindikasikan adanya keutamaan khusus yang dimiliki bulan
Muharram karena disandarkan kepada lafzhul Jalalah (lafazh Allah). Para Ulama
telah menerangkan bahwa ketika suatu makhluk disandarkan pada lafzhul
Jalalah maka itu mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan) terhadap
makhluk tersebut, sebagaimana istilah baitullah (rumah Allah) bagi
mesjid atau lebih khusus Ka’bah dan naqatullah (unta Allah) istilah bagi
unta nabi Sholeh ‘alaihis salam dan lain sebagainya.
Al Hafizh Abul Fadhl Al ‘Iraqy
rahimahulloh menjelaskan, “Apa hikmah dari penamaan Muharram sebagai syahrulloh
(bulan Allah) sementara seluruh bulan milik Allah ? Mungkin dijawab bahwa hal
itu dikarenakan bulan Muharram termasuk diantara bulan-bulan haram yang Allah
diharamkan padanya berperang, disamping itu bulan Muharram adalah bulan perdana
dalam setahun maka disandarkan padanya lafzhul Jalalah (lafazh Allah) sebagai
bentuk pengkhususan baginya dan tidak ada bulan lain yang Nabi Muhammad SAW sandarkan
kepadanya lafzhul Jalalah melainkan bulan Muharram” (4)
As Suyuthi mengatakan: Dinamakan
syahrullah – sementara bulan yang lain tak mendapat gelar ini – karena nama
bulan ini “Al Muharram” nama nama islami. Berbeda dgn bulan-bulan lainnya. Nama-nama
bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah
menyebut bulan Muharram ini dgn nama : Shafar Awwal. Kemudian ketika islam
datanng, Allah ganti nama bulan ini dgn Al Muharram, sehingga nama bulan ini
Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah). (5)
Bulan ini juga sering dinamakan:
Syahrullah Al Asham (Bulan Allah yang Sunyi). Dinamakan demikian, karena sangat
terhormatnya bulan ini (6). karena itu, tak boleh ada sedikitpun
riak & konflik di bulan ini.
Sebagai kesimpulan dibulan ini kita
dituntut untuk tidak boleh ada konflik dibulan ini melainkan di isi dengan
amalan-amalan yang di anjurkan seperti Berpuasa seperti yang di jelaskan hadits
tadi,
Sekian kurang lebihnya mohon dimaafkan wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar